Qantas Dipecat dari Bonus $6.1 Juta Setelah Skandal
Qantas Airways telah memutuskan untuk mencabut bonus senilai $6.1 juta dari mantan CEO Alan Joyce menyusul skandal yang melibatkan penghindaran pajak dan penipuan terhadap konsumen. Keputusan ini diambil oleh dewan direksi Qantas setelah dilakukannya penyelidikan internal yang mendalam terhadap perilaku perusahaan.
Skandal Qantas: Penghindaran Pajak dan Penipuan Konsumen
Skandal ini muncul ke permukaan pada bulan Juli 2023, ketika terungkap bahwa Qantas telah melakukan sejumlah pelanggaran, termasuk:
- Penghindaran pajak: Qantas dituduh telah menggunakan skema rumit untuk menghindari kewajiban pajak, yang mengakibatkan kerugian bagi pemerintah Australia.
- Penipuan konsumen: Qantas dituduh telah menjual tiket pesawat dengan harga yang lebih tinggi daripada seharusnya dan kemudian menawarkan "pengembalian dana" yang sebenarnya merupakan penipuan.
- Perilaku tidak etis: Terdapat indikasi bahwa Qantas telah terlibat dalam sejumlah praktik bisnis yang tidak etis, termasuk mengabaikan kesejahteraan karyawan.
Tanggapan Dewan Direksi Qantas
Dewan direksi Qantas telah merespons dengan cepat terhadap skandal ini. Selain mencabut bonus dari Alan Joyce, dewan direksi juga telah mengambil langkah-langkah untuk memperbaiki citra perusahaan, termasuk:
- Pembentukan komite independen untuk menyelidiki skandal secara lebih mendalam.
- Pembentukan tim khusus untuk menangani keluhan konsumen dan memastikan kepuasan pelanggan.
- Peninjauan kembali kebijakan perusahaan untuk mencegah kejadian serupa di masa depan.
Dampak Skandal Terhadap Qantas
Skandal ini telah berdampak negatif terhadap reputasi Qantas. Perusahaan telah menghadapi kecaman keras dari publik, media, dan politisi. Harga saham Qantas juga mengalami penurunan tajam setelah skandal ini terungkap.
Kesimpulan
Skandal Qantas merupakan bukti bahwa perusahaan harus bertanggung jawab atas tindakan mereka. Pencabutan bonus Alan Joyce menunjukkan bahwa dewan direksi Qantas serius dalam menangani skandal ini dan memperbaiki citra perusahaan.
Peristiwa ini juga memberikan pelajaran berharga bagi semua perusahaan, bahwa perilaku etis dan transparansi dalam bisnis sangat penting untuk menjaga reputasi dan keberlanjutan bisnis.