Qantas Pangkas Gaji Mantan CEO Joyce Sebesar $9,3 Juta
Qantas telah memangkas gaji mantan CEO Alan Joyce sebesar $9,3 juta, menyusul kritik atas kinerja perusahaan dan keputusan kontroversialnya, termasuk pemotongan gaji karyawan dan bonus eksekutif.
H2: Gaji Joyce Diturunkan Menjadi $1
Papan direksi Qantas memutuskan untuk memangkas gaji Joyce menjadi hanya $1, setelah perusahaan menghadapi kecaman publik atas serangkaian skandal, termasuk penundaan penerbangan dan pembatalan yang meluas. Keputusan ini diambil sebagai langkah untuk meningkatkan transparansi dan akuntabilitas di perusahaan.
H3: Reaksi Karyawan dan Publik
Keputusan ini disambut positif oleh banyak karyawan Qantas yang telah merasakan dampak negatif dari keputusan Joyce selama bertahun-tahun. Serikat pekerja Qantas juga menyatakan dukungannya atas langkah ini, menggambarkannya sebagai "langkah pertama yang tepat" untuk memperbaiki citra perusahaan. Publik pun terlihat lega atas langkah ini, yang dinilai sebagai bentuk pertanggungjawaban atas kesalahan yang dilakukan Joyce.
H2: Penyelidikan Independen
Qantas juga mengumumkan akan melakukan penyelidikan independen atas praktik bisnis dan budaya perusahaan. Penyelidikan ini akan dipimpin oleh mantan hakim Mahkamah Agung, Ian Callinan, dan diharapkan dapat merumuskan rekomendasi untuk meningkatkan tata kelola perusahaan dan mengembalikan kepercayaan publik.
H3: Fokus pada Perbaikan
Pimpinan baru Qantas, Vanessa Hudson, telah menyatakan komitmennya untuk memperbaiki kinerja perusahaan dan memulihkan kepercayaan para pemangku kepentingan. Dia menekankan bahwa perusahaan akan fokus pada peningkatan layanan pelanggan, efisiensi operasi, dan budaya kerja yang lebih positif.
H2: Masa Depan Qantas
Langkah-langkah yang diambil Qantas dalam menanggapi krisis ini, termasuk memangkas gaji Joyce dan melakukan penyelidikan independen, menunjukkan bahwa perusahaan serius dalam memperbaiki citra dan kinerjanya. Namun, masih terlalu dini untuk menilai dampak jangka panjang dari langkah-langkah ini. Keberhasilan Qantas dalam mengembalikan kepercayaan publik dan memperbaiki kinerjanya akan sangat bergantung pada komitmennya untuk melakukan reformasi internal dan memberikan layanan terbaik kepada para pelanggannya.
