IOC Mengutuk Praktik Uji Gender IBA, Masa Depan Tinju Olimpiade Dipertanyakan
Komite Olimpiade Internasional (IOC) telah mengeluarkan kecaman keras terhadap Federasi Tinju Internasional (IBA) atas praktik uji gender yang kontroversial, mempertanyakan kelayakan IBA untuk memimpin olahraga tersebut di Olimpiade Paris 2024.
IOC menyatakan keprihatinan serius atas pelaksanaan uji gender yang dilakukan IBA, yang dinilai tidak sesuai dengan standar ilmiah dan bertentangan dengan prinsip-prinsip anti-diskriminasi dan inklusi. Organisasi tersebut juga mengecam transparansi dan komunikasi yang buruk dari IBA terkait proses uji gender.
"Kami sangat prihatin dengan prosedur uji gender yang digunakan IBA, yang tidak sesuai dengan standar ilmiah dan merupakan pelanggaran terhadap prinsip-prinsip anti-diskriminasi dan inklusi," ujar juru bicara IOC.
"IBA telah gagal untuk memberikan informasi yang jelas dan transparan mengenai praktik uji gender mereka, dan ini menimbulkan pertanyaan serius tentang komitmen mereka terhadap olahraga dan atlet."
Pernyataan ini menyusul penolakan IOC terhadap permintaan IBA untuk pendanaan untuk Olimpiade 2024. IOC telah mendesak IBA untuk melakukan reformasi menyeluruh, termasuk penerapan standar tata kelola yang lebih ketat dan transparansi dalam operasi mereka.
"Masa depan tinju di Olimpiade Paris 2024 saat ini tidak pasti," ujar sumber dekat IOC. "IOC akan terus memantau situasi dan mengambil tindakan yang diperlukan untuk memastikan bahwa olahraga tersebut tetap adil, inklusif, dan sesuai dengan nilai-nilai Olimpiade."
Keberatan IOC terhadap IBA bukan hanya mengenai praktik uji gender, tetapi juga tentang tata kelola organisasi tersebut. Kasus ini menimbulkan pertanyaan serius tentang komitmen IBA terhadap olahraga dan atlet, serta kemampuan mereka untuk memimpin olahraga tinju secara efektif.
Praktik uji gender yang kontroversial telah dikritik secara luas oleh para atlet, pakar medis, dan organisasi hak asasi manusia. Uji gender dianggap sebagai metode yang diskriminatif dan merugikan, yang didasarkan pada premis yang keliru tentang perbedaan biologis antara laki-laki dan perempuan.
Kejadian ini membuka peluang bagi IOC untuk mempertimbangkan kembali status IBA dalam memimpin tinju di Olimpiade. IOC mungkin akan mengambil tindakan tegas jika IBA gagal untuk melakukan reformasi yang substansial.
Masa depan tinju di Olimpiade Paris 2024 saat ini berada dalam ketidakpastian.