IOC: Tes Gender IBA Tidak Memiliki Dasar Ilmiah
Komite Olimpiade Internasional (IOC) telah menyatakan bahwa tes gender yang diberlakukan oleh Federasi Tinju Internasional (IBA) tidak memiliki dasar ilmiah dan tidak akan diakui dalam Olimpiade Paris 2024.
Dalam sebuah pernyataan yang dikeluarkan pada hari Rabu, IOC mengatakan bahwa "tes gender yang diberlakukan oleh IBA tidak sesuai dengan konsensus ilmiah saat ini dan tidak akan diakui oleh IOC". IOC juga menyatakan bahwa "tes gender tidak memiliki dasar ilmiah dan tidak akan diterima dalam olahraga Olimpiade".
Keputusan IOC ini menyusul kritik dari berbagai pihak terhadap IBA yang menerapkan tes gender pada atlet tinju wanita. Kritikus berpendapat bahwa tes gender tersebut diskriminatif dan tidak adil, serta melanggar hak asasi manusia atlet.
IBA telah menerapkan tes gender sejak 2020 sebagai upaya untuk memastikan bahwa atlet wanita yang berkompetisi di kejuaraan tinju internasional adalah perempuan. Namun, tes gender ini telah dikritik karena menggunakan metode yang tidak akurat dan berpotensi diskriminatif.
"Kami menyadari bahwa IBA telah membuat beberapa kemajuan dalam reformasi, tetapi mereka masih harus melakukan lebih banyak lagi untuk memastikan bahwa organisasi mereka mematuhi Kode Etik Olimpiade," kata IOC dalam pernyataannya.
IOC juga menyatakan bahwa mereka akan bekerja dengan IBA untuk memastikan bahwa organisasi tersebut menerapkan kebijakan dan peraturan yang sesuai dengan prinsip-prinsip kesetaraan gender dan hak asasi manusia.
Keputusan IOC ini adalah kemenangan besar bagi para atlet wanita dan para aktivis hak asasi manusia yang telah lama mengkritik tes gender IBA. Keputusan ini juga merupakan langkah penting dalam upaya untuk memastikan bahwa olahraga Olimpiade adil dan inklusif bagi semua atlet.
Apa yang Diharapkan Selanjutnya?
- IBA kemungkinan akan mengajukan banding atas keputusan IOC.
- IOC akan terus bekerja dengan IBA untuk memastikan bahwa organisasi tersebut menerapkan kebijakan dan peraturan yang sesuai dengan prinsip-prinsip kesetaraan gender dan hak asasi manusia.
- Perdebatan tentang tes gender dalam olahraga kemungkinan akan berlanjut.