INTERPOL Pulih $40 Juta yang Dicuri dalam Serangan BEC
Lyon, Prancis - INTERPOL, organisasi kepolisian internasional, telah berhasil memulihkan $40 juta yang dicuri dalam serangan Business Email Compromise (BEC) baru-baru ini. Serangan ini menargetkan organisasi internasional, dengan pelaku kejahatan siber meniru email dari pejabat tingkat tinggi untuk menipu mereka agar mentransfer dana ke rekening bank yang dikendalikan oleh pelaku kejahatan.
"Kami dapat mengonfirmasi bahwa INTERPOL berhasil memulihkan sebagian besar dana yang dicuri dalam serangan BEC baru-baru ini," kata Sekretaris Jenderal INTERPOL Jürgen Stock dalam sebuah pernyataan. "Ini adalah kemenangan besar bagi kami dan mitra penegak hukum kami, dan itu menunjukkan bahwa kami berkomitmen untuk memburu pelaku kejahatan siber dan membawa mereka ke pengadilan."
Pulihnya dana ini merupakan hasil dari kerja sama yang erat antara INTERPOL dan penegak hukum di beberapa negara. Tim investigasi INTERPOL mampu melacak jejak dana yang dicuri melalui jaringan perbankan internasional, akhirnya mengidentifikasi dan membekukan rekening bank yang dikendalikan oleh pelaku kejahatan.
Serangan BEC merupakan ancaman yang semakin meningkat bagi bisnis dan organisasi di seluruh dunia. Pelaku kejahatan siber semakin canggih dalam teknik mereka, dan mereka sering kali menggunakan perangkat lunak yang canggih untuk meniru identitas email yang sah.
INTERPOL mendesak semua organisasi untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap serangan BEC. Langkah-langkah keamanan yang dapat diambil untuk mengurangi risiko serangan ini termasuk:
- Memverifikasi semua permintaan transfer dana melalui saluran komunikasi alternatif.
- Melatih karyawan untuk mengenali email phishing dan penipuan online.
- Menggunakan perangkat lunak keamanan yang dapat mendeteksi dan memblokir serangan BEC.
Pulihnya dana yang dicuri dalam serangan ini merupakan bukti pentingnya kerja sama internasional dalam memerangi kejahatan siber. INTERPOL berkomitmen untuk terus bekerja dengan mitra penegak hukum di seluruh dunia untuk melindungi organisasi dan individu dari ancaman kejahatan siber.
